Selasa, 20 Mei 2008

terbang lagi (sambungan)

(Continued by last post)

Sebenarnya hari sabtu iti libur tapi kalo kena tugas piket apa mau dikata…?? Pas kebetulan memang ada kerjaan yang statusnya lemburan jadi stand by aja di base.

Udah jam 15:00 mau siap” pulang tapi dihadang ama komandan, terpaksa batal rencana pulang cepetnya…he…he…he…

Komandan memberikan duty call berupa lembaran tugas / task force bahwa hari ini ada misi penjemputan (pick point) personel yang gue drop kemaren…

Jam 15:30 para perwira senior berdatangan dan memenuhi ruang briefing, dan akhirnya gue dapat tugas lagi take off at 16:00 to RTU (Romeo Tanggo Uniform). Misi tentunya beda tapi yang ini pick point sedangkan yang kemaren itu dropping. Landing Zone udah ditentukan dan personel yang bertugas adalah gue, xxx dan zzz. Air Mobile Unit yang digunakan masih seperti kemaren akan tetapi aku tidak solo flight alias punya co-pilot alhamdulillah dapet tugas ama xxx untuk bawa cargo, sedangkan tugas angkut personel ditugaskan kepada zzz yang notabennya adalah wadan / waka he…he…he… Berhubung wadan ikut serta tentunya beliaulah yang jadi leader.

Kami take off persis 16:00, sebelum kami sudah ada team flight commander yang isinya para komandan dari beberapa divisi, dan agak aneh kenapa komandan yang duluan……??? Misi ini juga kami akan disupport oleh satu flight dari KD (Kilo Delta) yang take off dari arah utara, sedangkan kami dari arah selatan. Yang bingung lagi team back up kapan berangkatnya…??? He…he…he…


Sampai di RTU menjelang senja, gue pikir habis landing and park pasukan langsung loading dan take off RTB tapi ternyata dapat perintah untuk hold di LZ.

Hampir 4 jam kami menunggu, untunglah ditemani senior xxx jadi tidak membosankan. Perut kami laper dan gue sempat nyelutuk “Ndan kita nyari warung Padang lagi yuk…!” tawarku, senior xxx langsung ngakak…Selanjutnya kami bergabung dengan team lain dan perintah untuk menunggu pun tetap menjadi makanan…bosaaaaaan.

Di radio dapat info scramble dari komandan dan masing” dari kami kocar-kacir menuju mobile unit starting engine menuju LZ ke-2 as soon as possible, jarak lumayan dekat jadi tidak memerlukan waktu yang lama, namun pada saat loading itu yang bikin lama.

Angkut personel (Avanza) sih enak aja cuman diisi orang yang bisa nyari tempat duduk sendiri, sedangkan kami yang menyandang air lifter (Hilux) harus menata cargo yang dibawa, pusing juga jadi load master, memperkirakan berat beban dan menempatkan barang seimbang mungkin agar tidak mengakibatkan masalah di udara nantinya, jangan sampai cargo yang dibawa terlalu berat ke depan atau ke belakang, kesamping kiri bahkan ke samping kanan nantinya bakal oleng tuh pesawat.

Waka mengangkat jempol dan menggoyang-goyangkan arti kita harus segera take off leaving RTU. Di radio wadan langsung isntruksi “Good night gentlemen, we’re in flight to RTB, Hilux U lead flight on this mission, Good night..!”

Gue langsung bales radio call dari leader “Roger that commander, Hilux with xxx as pilot and Fachrie as copilot, ready for take off in a minute…!” akhirnya kami leader dalam penerbangan Return To Base, Why...?? soalnya berat muatan berpengaruh pada kecepatan terbang kami, jadi waka akan menyesuaikan kecepatan kami dengan keputusan mengganti flight leader...

Prosedur sebelum take off diambil alih oleh xxx dan menyerukan beberapa perintah tambahan untuk persiapan terbang malam,

“Radio” , kubalas “Clear”

“Navigation” , “Set”

“GPS” , “on course”

“Full throttle for take off” , “roger that capt. , progress”

Mesin pun menderu keras dan sesaat kemudian kami sudah hover dan mengarahkan nose sesuai navigasi dan penerbangan malam pun kami lalui.

Tidak ada yang bisa dilihat kecuali titik-titik lampu dari perumahan penduduk sepanjang penerbangan…

Sehubungan dengan Hilux memiliki power lebih dari waka gue hampir lupa kalo waka di belakang ngos-ngosan ngejar kami, sesekali wakan meneriakkan “don’t leave me alone behind baby” ha…ha…ha…

Akhirnya ini bukan misis penerbangan malam melainkan tengah malam, sampai di base op jarum jam sudah menunjukkan tepat pukul 02:00 pagi. Bongkar muatan dan post flight dan laporan mau warming up mesin Scorpio kesayangan dulu soalnya gue pulang ke rumah masih 40 km dari base dan makan waktu sekitar 1 jam perjalanan…

Yang lain sih enak tempat tinggal mereka masih di lingkungan sekitar base sedangkan gue..?? Artinya harus nahan kantuk dulu baru bisa istirahat. Xxx memanggil gue mau nanyai pulang kemana kalo mau nginap aja besok pagi baru pulang, namun gue sudah janji mau pulang malam itu juga ama orang rumah, akhirnya xxx memberikan kunci mobilnya,

“Bawa aja mobil, malam-malam gini dingin ga baik buat kesehatan, lagian besok pagi sepertinya kamu harus stand by untuk misi berikutnya…” , Alhamdulillah seruku ternyata leader dan sekaligus captain flight gue masih peduli dengan bawahan, yang bikin semangat lagi xxx bilang “minyaknya ga usah diisi…” , langsung gue respon “Roger Capt.” Ha…ha…ha….

Tutup kaca mobil nyalain AC low biar ada udara seger, dan tancap gas jurusan luar kota, Baby I’m to home…

Sampai di depan rumah sekitar jam 03 kuranglah, inget kalo belum sholat Isya, walaupun sudah lewat waktunya semoga saja bisa diterima oleh yang kuasa, langsung ambil wudhu dan dilanjutkan Tahajjud, “Alhamdulillah ya Allah kau berikan aku kesehatan dan kekuatan untuk menjalankan misi ini dan misi-misi yang lainnya, walaupun sudah larut malam seperti ini aku masih tetap bersemangat, Allahuma afini fi badani, allahuma afini fi sam’i, allahuma afini fi basyari laillaha ila anta…”

3 komentar:

Mochamad Yusuf mengatakan...

Mas Fachrie,...

Saya senang dengan tulisan sampeyan. Ada banyak istilah-istilah yang jelas saya tidak tahu, tapi saya senang. Karena menjadi sesuatu yang pas dan detil.

Salam dari saya.
M Yusuf
-------
m.yusuf.web.id

el-ferda mengatakan...

kang seneng gak sih terbang make heli... aku penasaran. seumur hidup berlum pernah tuh terbang di atas langit.

sekalian, new rilis, koreksi terhadap pernyataan eggy sudjana tentang dasar negara indonesia. silahkan kunjungi.

tak tunggu ...

fachrie230 mengatakan...

Bang Yusuf :
Istilah itu memang variable, dalam dunia penerbangan baik militer maupun sipil justru sipil yang lebih njlimet he...he...he...itu kalo kata orang militer, tapi justru sebaliknya bagi orang sipil mengenai militer.

el-ferda :
Sorry nih ampe sekarang blog sampeyan belum bisa dijamah oleh ane nih...he...he..he...

Terbang sama aja, heli / pesawat, cuman kalo pesawat kudu ada landasan buat take off kalo heli mah tinggal cari spot aja 10 x 10 m bisa mendarat deh, asal jangan ada tali jemuran aja...bisa berabe ntar...he..he...eh..