Minggu, 10 Agustus 2008

Lampu Hydrant Car Kedap-kedip

Aku baru nyampe rumah sehabis magrib, ibu senyum-senyum sambil nyuguhin kopi jahe plus gorengan yang udah dingin seharusnya paket ini kusantap tadi sore namun seharian yang melelahkan di Warukin akupun pulang agak telat.
Maklum tadi siang melayani 4 penerbangan dari Balikpapan-Tjg, fenomena ini jarang terjadi biasanya maksimal hanya 2 tapi berhubung penumpangnya jemaah haji yang notabene-nya hampir semua pegawai Pertamina mau tidak mau kami petugas bandara harus melayani perusahaan.
Seperti biasanya sebelum meninggalkan Warukin kami membereskan perangkat-perangkat penunjang bandara seperti towing car, hydrant car, safety car, gerobak bagasi dll untuk dimasukin ke garasi, semua dilaporkan ke administrasi dengan kondisi off.
Bus jemputan karyawan datang dengan security shift malam dan proses hand over bandara ke security pun berlangsung lancar. Sore semakin redup kami pun bergegas pulang.
Di dalam bus kulihat rekan-rekan yang sudah keletihan , terlebih petugas lapangan yang ngurusin ground handling, seharian di bawah terik matahari ngurusin pesawat, mulai dari ngatur parkir, menyediakan tangga penumpang, pasang hook, bongkar muat bagasi ha...ha...sungguh melelahkan.

* * *

Selepas Isya sambil melepas lelah dengan baringan di kasur, enak-enaknya sudah hampir melayang ke dunia mimpi, telepon berdering. Ternyata dari telepon central Pertamina.
"Ada apa paK?" sahut ku
"Tadi barusan security bandara telpon, bahwa di garasi hydrant car ada nyala lampu kedap-kedip, mau dicek ke dalam tapi security g punya kunci gembok, tolong di-handle pak"
"Iya deh terimakasih informasinya, Selamat malam"

Yah..kerjaan lemburan nih padahal rasa kantukku belum lagi hilang, apalagi letih yang terasa di badan aduuuuh. Aku berusaha langsung menghubungi beberapa rekan yang tugas di hydrant departemen dan mereka pun tidak tahu menahu tentang hal ini, aku pikir ini hanya lampu sirine hydrant yang lupa dimatikan, tapi sebelumnya crew mengisi report list sebelum pulang dengan keadaan off.

Inilah resiko juru kuncen bandara, kenapa juga anak-anak ngasih kunci perangkat bandara serenteng ke aku??? Aku pun bergegas menuju bandara. Karena melihat betapa letihnya aku ibu meminta ku mengajak orang rumah untuk menemani dan adikku ternyata bersedia, ah legannya setidaknya dia bisa nyetir mobil dan aku melanjutkan tidurku di jalan.

Sebelum ke bandara aku mampir tempat Wito, salah seorang crew hydrant departement dan untunglah dia juga bersedia menemaniku, sepanjang jalan kami membahas ada apa gerangan lampu kedap-kedip.

Sesampai di bandara kami menemui security piket.
"Tadi lampunya kedap-kedip terus, dan barusan aja nyala terus nih"
"Ada orang ga di dalam???" aku bertanya penasaran.
"Saya sudah cek dari luar ga ada siapa-siapa pak..!"
"Ya sudah biar kami cek ke dalam, makasih pak"
Suasana memang agak lain aku dan Wito bingung lampu mobil pemadam (hydrant car) bisa nyala, padahal switch lampu dalam keadaan mati, kesimpulan kami ini ada yang ga beres dengan sirkuit listriknya tetapi semuanya dalam keadaan normal-normal saja.

Well dengan sedikit sentuhan Wito semuanya beres. Tapi yang menjadi penasaran kenapa bisa kedap-kedip??
Cape' tak tertahankan lagi karena masalah sudah dibereskan kami pun pulang.

* * *

Besok pagi-pagi cerita lampu kedap-kedip ini jadi rumor di post security, dan sebenarnya beberapa security pun pernah mengalami hal yang sama persis di bandara, namun kedap-kedip yang pernah terjadi biasanya hilang dengan sendirinya tidak separah tadi malam...
Aku meminta mekanik untuk mengecek keadaan hydrant car yang kami bongkar tadi malam dan hasilnya ga ada yang error, everything OK.
Menurut cerita, bandara memang sering didapati kejadian-kejadian aneh. Tepat di sebelah garasi hydrant car terdapat pohon Asem (sejenis mangga) yang gede, kalo lagi musim buahnya lebat daunnya rimbun, rekan" sering kedapatan kakek tua duduk di bawahnya tapi siapakah dia dan hilang begitu saja???
Dulu juga pernah anak pegawai yang sakit di kirim ke Jakarta dan meniggal akhirnya mayatnya dipulangkan menggunakan pesawat, namun peti kemasan pembungkus peti mati yang terbuat dari timah setibanya di bandara langsung di bongkar dalilnya sih petinya tidak bernuansa islami dan dibuang persis di samping garasi hydrant department wah......ini nih yang bikin syerem.

Aku langsung nyari barang-barang perlengkapan syarat sesajian dan ngadain selamatan ala kadarnya, bukannya musyrik hanya ngadain selamatan, sehabis selamatan sesajian kita bagi-bagi dan ludes, alhamdulillah ga mubazir.

Sejak saat itu baik sebelum maupun sesudah kami melakukan pekerjaan masing" di bandara kami selalu menyempatkan diri untuk berdo'a bersama-sama, yah sekedar minta perlindungan dari yang kuasa dan memohon keselamatan kita semua. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar...

Tidak ada komentar: