Jumat, 04 Juli 2008

Warukin Feet 197 & 666 flight (triple six flight)

Bandara kelas C dengan panjang kurang lebih 800 meter hanya bisa didarati pesawat jenis Casa Aviocar C-212 dan sejenisnya. Gampang terlihat ketika kita melintasi jalan trans Kalimantan, Banjarmasin-Tanjung-Balikpapan,
Warukin tempat aku bermain semenjak kecil...
mencari buah Karamunting, buah yang dihasilkan oleh tanaman perdu yang tersebar di sekitar bandara, rasa agak asam dan juga kadang terasa sepet...
atau berburu burung Punai, terasa lezat kalo digoreng dengan bumbu bikinan ibu...

Di ujung Runway 24 atau 06, garis-garis hitam tak beraturan dari rubber deposit yang mewarnai aspal hotmix landasan pacu mengingatkan ku pada masa-masa genting menunggu pesawat untuk mendarat di bawah bimbingan controll ATC-ku...
Dimana bandara masih dalam otoritasku...
sekarang sudah lama aku tidak bersamamu, apakah kau masih cantik dengan senyummu setiap menyambut tamu yang datang di pekaranganmu...??

Aku rindu , bersamamu Feet 197 (Warukin WRBN)
http://www.world-airport-codes.com/indonesia/tanjung-warukin-9117.html


666 (baca : Triple Six) adalah kode panggilan untuk sebuah pesawat yang sedang terbang menuju Warukin airport (Tanjung), dimana sebelum mendarat awak pesawat berusaha mengontak control di darat untuk keamanan penerbangan...

Seperti biasanya setiap pesawat yang hendak menuju ke suatu bandara, sebelumnya awak pesawat / crew mesti melakukan kontak komunikasi terlebih dahulu, bisa saja diawali dengan request weather info mengenai tentang prakiraan cuaca mengenai keadaan awan, ketinggian awan, kecepatan dan arah angin, serta suhu udara di sekitar bandara atau pemberitahuan posisi keberadaan pesawat ...

Dalam keheningan siang aku menunggu 666 ditemani beberapa rekan kerja di control ATC,
10 menit berlalu dari percakapan terakhir dengan awak pesawat dimana mereka sudah bersiap-siap untuk approach, namun 666 tidak melakukan kontak lagi untuk priority landing yaitu permintaan utama pendaratan, dan selama itu pula 666 pun tidak kelihatan sama sekali...
dalam hati aku bergumam "wah GAWAT" , keadaan ini lah yang membuat spot jantung menjadi berdegup cepat, keringat dingin mulai terasa mengalir, kecemasan ku tergambar pula di muka ke dua rekan di samping ku...
Aku mengontak personal darat untuk mengawasi di ujung Runway 06 dan salah satu rekan di ATC dengan sigap mengambil binokuler dari menara pengawas mencari titik hitam disela-sela gumpalan awan putih dan birunya langit yang menandakan bahwa itu 666...
Jawaban mereka pun sama " Negative Captain "

Aku pun mengambil mikropon dan menekan PTT berusaha mengontak ulang 666, beberapa kali panggilan tetap tidak dijawab juga, aku belum bisa mengambil keputusan apakah sudah dalam keadaan emergency, aku hanya bisa berusaha untuk tidak panik begitu juga rekan disampingku...

Akhirnya suara kemerosok memecah keheningan ATC dari 666 terdengar
"666 five minute landing...."
aku pun dapat bernafas lega, wah ada apa gerangan ???, dua rekanku geleng-gelang sambil menyumpah-nyumpah namun pucat di muka mereka memudar sedikit demi sedikit...

Tugas ATC membimbing pesawat untuk mendarat tidaklah mudah, semenjak mereka memasuki aerodrome bandara, tanggung jawab keselamatan penerbangan ada di tangan ATC, ATC berhak menolak / mengijikan pesawat mendarat ataupun take off, dalam keadaan seperti ini saat aku bertugas maka 1/2 badanku sudah masuk penjara untuk mempertanggung jawabkan keselamatan penumpang, keselamatan barang, keselamatan awak pesawat yang jelas keselamatan penerbangan . . .

Tidak lama kemudian flashlight dari badan pesawat terlihat berkedip, dan kami mengawasi terus apakah ada sesuatu yang error pada 666. Propeler normal berputar, tidak ada asap hitam di engine, landing gear lengkap dalam hati kami bertanya-tanya seakan mengingatkan lagu Peter Pan "ada apa dengan mu???"

666 mendarat, taxi dan parkir di apron aku pun lari menuju pesawat untuk memastikan keadaan, dan semuanya memang terlihat normal-normal saja...
Captain Pilot dan Pilotnya menghampiri ku dan mengucapkan maaf
" Maaf kami tidak menjawab radio call Anda dan tidak meminta izin terlebih dahulu , kami sedang membawa penumpang VIP dari Komisi V DPR RI, padahal kami tadi sudah prepare landing tapi mereka ingin melihat-lihat dulu lokasi tambang minyak, Batu bara dan aliran sungai, makanya approach kami lama banget..."

Ha...ha....ha.... tawa ku pun meledak...!!!


Fache

2 komentar:

Unknown mengatakan...

sama hobby kita nah bang,
suka nyari karamunting,
rumah Saya di dekat lapangan pesawat...

fachrie230 mengatakan...

alhamdulillah ada kesamaan, jadi bisa sharing...